English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Korupsi jangan dijadikan budaya! Pilih pemimpin yang cinta rakyat, bukan cinta kekuasaan! Bagian Iklan Hubungi (021)27101381 - 081385386583


Informasi berita tentang wisata kuliner di seluruh Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Selasa, 01 September 2009

Kedai Daun Pisang: Nasi Uduk Kebon Nanas yang Legendaris ada di Galaxi Bekasi


Menu Tradisional Klasik Manjakan Pelanggan dengan Harga Ekonomis
Nasi Uduk Ayam Bakar, Nasi Ulam Betawi, Tahu Gejrot Cirebon, Sayur Asem, Empal Daging, Es Soda Gembira


Bekasi, dobeldobel.com
Capek keliling berkendaraan seharian dari sibuknya bekerja lewat tol di bilangan Galaksi, pasti kita bisa temui Kedai Daun Pisang yang mempunyai Nasi Uduk favorit pelanggan yang memang kebanyakan orang kantoran itu. Walau tempatnya yang tidak terlalu luas hanya 9 meja dan mampu menampung 50an orang pengunjung, namun memiliki tempat parkir yang cukup untuk beberapo kendaraan roda empat. Kebetulan usaha yang dikelola oleh istri dari Yohanes, sang pemilik bengkel mobil di persimpangan jalan menuju pintu tol Galaksi.

Menurut pengakuan Yohanes yang sudah 4 tahun terakhir berdagang Nasi Uduk di Kedai Daun Pisang ini, bahwa tanggapan masyarakat di sekitar lumayan bagus. Itulah sebabnya ia membiarkan istrinya yang kebetulan masih bekerja sebagai salah satu sekretaris Direksi di media Suara Pembaruan, membuka usaha ini ke tingkat yang lebih serius. Apalagi setelah dicoba beberapa bulan animo dan permintaan pelanggan meningkat dari waktu ke waktu.

Itulah sebabnya ia juga mendukung istrinya untuk semakin menambah jenis makanan yang disajikan buat pelanggannya. Karena banyaknya dan seringnya permintaan agar masakan dan menunya ditambah dari daerah lain, maka dia pun mencoba beberapa menu tradisional yang memang sudah akrab di lidah orang Bekasi.

Yohanes, ayah dari dua orang anak yang telah kuliah dan satu lagi masih SMA ini, memang sangat menyukai usaha kuliner. Pada awalnya ia hanya membuka bengkel, kemudian setelah diminta istrinya untuk membuka usaha pendukung, maka pilihan Nasi Uduk dengan sajian di atas daun pisang lah yang menjadi pilihan utamanya. Selain menggunakan rempah-rempah bumbu sedikitnya 8 jenis, ia berusaha membuat sajian makanannya dari bahan yang berkualitas. Itulah sebabnya harganya menjadi tidak murah. Sesuai dengan prinsipnya, bila pelanggannya puas dengan sajian yang dibuatnya, masalah harga menjadi nomor sekian.

Untuk pilihan minuman, saya mencoba Es Soda gembira. Dan nikmatnya tahu gejrot Cirebon yang lumayan pedas dan manis asam itu ditambah es Soda Gembira membuat gigi saya ngilu, yah biasa deh neh gigi lagi nggak mau diajak enak. Terpaksa deh, Nasi Uduk Ayam Bakarnya harus saya bungkus dan mungkin bisa saya makan bersama anak saya di rumah.... (ternyata nggak juga, hehehehehe)

Masalah kualitas makanan di Kedai Daun Pisang yang hanya satu tempat ini (ada satu tempat lainnya di bandung, tapi bukan milik Yohanes, namanya RM Daun Pisang), Yohanes menomorsatukan. Untuk itulah Yohanes selalu menjaga mutu makanannya, mulai dari yang sederhana seperti Tahu Gejrot Cirebon hingga sayur Asem atau Daging Empal dan Nasi Uduknya. Jangan heran bila yang datang ke Kedai daun Pisang memang rata-rata adalah karyawan atau keluarga.
Sepertinya, Kedai Daun Pisang bermenu utama Nasi Uduk akan jadi pilihan mereka yang meilih mutu di atas segalanya.

Sidik Rizal
- dobeldobel.com

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

pakar kuliner

bukan kuliner

HotelSenterPoin.com

Kuliner Bekasi

Kuliner-Kuliner

ProfilUsaha.com

Program Wisata Kuliner TV Tak Mendidik?

Memang menarik… menggiurkan… dan menggugah selera. Sering menyimak tayangannya, saya jadi punya analisis, pada dasarnya tayangan wisata kuliner di mungkin semua stasiun TV kurang mendidik, apa pasal? Betapa selera makan kita “dipermainkan” ketika kita melihat tayangan wisata kuliner di televisi. Kita jadi “kemecer” (air liur menetes karena selera makan kita dibangkitkan). Melihat langsung cara pengolahannya, cara makan yang sangat bernafsu serta ditambah komentar host yang seolah-olah makanan itu sangatlah menggiurkan…..Cukup itukah yang kita harapkan bersama?? [Read More...]